Thursday, January 17, 2008

To Love You More... (Buat siapa nihhh :D) Hehehehe...

Take me back in the arms I love Need me like you did before Touch me once again And remember when There was no one that you wanted more Don't go you know you will break my heart She won't love you like I will I'm the one who'll stay When she walks away And you know I'll be standing here still I'll be waiting for you Here inside my heart I'm the one who wants to love you more You will see I can give you Everything you need Let me be the one to love you more See me as if you never knew Hold me so you can't let go Just believe in me I will make you see All the things that your heart needs to know I'll be waiting for you Here inside my heart I'm the one who wants to love you more You will see I can give you Everything you need Let me be the one to love you more And some way all the love that we had can be saved Whatever it takes we'll find a way I'll be waiting for you Here inside my heart I'm the one who wants to love you more You will see I can give you Everything you need Let me be the one to love you more

Biasakan diri dan hati untuk "Memperkaya Hidup !!"

7 Kebiasaan yang Memperkaya Hidup

1. Kebiasaan mengucap syukur.

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik , tapi juga dalam kesusahan dan hari-hari yang buruk...... Ada rahasia besar dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi diseluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah "Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan TUHAN-ku". Memang sulit untuk mengucap syukur terhadap segala 'kesusahan', 'kegagalan', hambatan' maupun 'kekurangan' dan sejenisnya. Namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kes ehatan, keluarga, sahabat dsb. Lama kelamaan kita bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.

2. Kebiasaan berpikir positif.

"You are what you think!" Hidup dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang dipikirkan. Kalau terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan dialami.

3. Kebiasaan menabur benih.

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya kita akan 'menuai' apa yang kita 'tabur'. Taburkanlah egoisme, kebencian antar kelompok, kemalasan, gosip, hasutan, adu domba dan sejenisnya dan.......lihatlah dan buktikan apa yang akan dituai. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup bila yang ditebar selalu benih 'kebaikan'. Sebaliknya, betapa miskinnya bila yang rajin ditabur adalah keburukan.

4. Kebiasaan berempati.

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang berharga. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang berempati cenderung bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini berlawanan dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan lebih dulu apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita.

5. Kebiasaan mendahulukan yang penting.

Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah! ! Jangan biarkan hidup kita terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak. Kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup lebih efektif dan produktif dan berpengaruh terhadap pencitraan diri.

6. Kebiasaan bertindak.

Bila kita sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, so langkah selanjutnya. .....bertindakla h! Biasakan untuk menghargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Kebanyakan orang yang gagal dalam hidup karena terlalu dikuasai 'impian' dan hanya mempunyai tujuan tapi........ gagal melangkah! " A journey of thousand miles begin with......a single step!"

7. Kebiasaan berlaku jujur.

Kejujuran adalah bagian dari pribadi yang utuh. Ketidakjujuran merusak harga diri dan masa depan kita sendiri. Mulailah terbiasa bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila terpaksa perlu berbohong, kendalikanlah kebohongan sedikit demi sedikit.

Dari semua 7 hal itu ...Eka peroleh saat membaca sebuah artikel di sebuah situs on line yang membuat kita lebih "open mind" dalam menyikapi setiap lembar episode kehidupan ini..

Wassalam..

With Love of Allah
Eka Yuliana

Tuesday, January 15, 2008

Mengenal Tahun Hijriah....

Assalaamu alaikum,Berikut ada sedikit masukan seputar tarikh-tarikh yang (pernah) ada di duniaini, menyambut peralihan tahun baru masehi/gregorian dan hijri/lunar ...
Belajar sejarah yuk.Di sela2 hibernasi :-)Barangkali teman2 ada yang punya sejarah kalender2 yang lain, monggodishare. Sejarah selalu membuat kita lebih bijak: setidaknya semoga lebihmemperhatikan waktu, karena ternyata sebentar lagi kita tak ada..

Mengenal Kalender Hijriah
Sampai awal abad ke-20 kalender Hijriah masih dipakai oleh kerajaan-kerajaandi Nusantara. Bahkan Raja Karangasem, Ratu Agung Ngurah yang beragama Hindu,dalam surat-suratnya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Otto van Reesyang beragama Nasrani, masih menggunakan tarikh 1313 Hijriah (1894 Masehi).Kalender Masehi baru secara resmi dipakai di seluruh Indonesia mulai tahun1910 dengan berlakunya Wet op het Nederlandsch Onderdaanschap, hukum yangmenyeragamkan seluruh rakyat Hindia Belanda.Jenis kalenderAda tiga jenis kalender yang dipakai umat manusia penghuni planet ini.Pertama, kalender solar (syamsiyah, berdasarkan matahari), yang waktu satutahunnya adalah lamanya bumi mengelilingi matahari yaitu 365 hari5 jam 48 menit 46 detik atau 365,2422 hari.Kedua, kalender lunar (qamariyah, berdasarkan bulan), yang waktu satutahunnya adalah dua belas kali lamanya bulan mengelilingi bumi, yaitu29 hari 12 jam 44 menit 3 detik (29,5306 hari = 1 bulan) dikalikan duabelas, menjadi 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik atau 354,3672 hari.Ketiga, kalender lunisolar, yaitu kalender lunar yang disesuaikan dengan matahari.

Oleh karena kalender lunar dalam setahun 11 hari lebih cepat darikalender solar, maka kalender lunisolar memiliki bulan interkalasi (bulantambahan, bulan ke-13) setiap tiga tahun, agar kembali sesuai denganperjalanan matahari.Kalender Masehi, Iran, dan Jepang merupakan kalender solar, sedangkankalender Hijriah dan Jawa merupakan kalender lunar. Adapun contoh kalenderlunisolar adalah kalender Imlek, Saka, Buddha, dan Yahudi.Semua kalender tidak ada yang sempurna, sebab jumlah hari dalam setahuntidak bulat. Untuk memperkecil kesalahan, harus ada tahun-tahun tertentumenurut perjanjian yang dibuat sehari lebih panjang (tahun kabisat atau leapyear).Pada kalender solar, pergantian hari berlangsung tengah malam(midnight) dan awal setiap bulan (tanggal satu) tidak tergantung pada posisibulan. Adapun pada kalender lunar dan lunisolar pergantian hari terjadiketika matahari terbenam (sunset) dan awal setiap bulan adalah saatkonjungsi (Imlek, Saka, dan Buddha) atau saat munculnya hilal (Hijriah,Jawa, dan Yahudi).

Oleh karena awal bulan kalender Imlek dan Saka adalahakhir bulan kalender Hijriah, tanggal kalender Imlek dan Saka umumnya seharilebih dahulu dari tanggal kalender Hijriah.Arab Pra-IslamSebelum kedatangan agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w., masyarakatArab memakai kalender lunisolar, yaitu kalender lunar yang disesuaikandengan matahari. Tahun baru (Ra's as-Sanah = "KepalaTahun") selalu berlangsung setelah berakhirnya musim panas sekitarSeptember. Bulan pertama dinamai Muharram, sebab pada bulan itu semua sukuatau kabilah di Semenanjung Arabia sepakat untuk mengharamkan peperangan.Pada bulan Oktober daun-daun menguning sehingga bulan itu dinamai Shafar("kuning"). Bulan November dan Desember pada musim gugur(rabi') berturut-turut dinamai Rabi'ul-Awwal dan Rabi'ul-Akhir.Januari dan Februari adalah musim dingin (jumad atau "beku") sehinggadinamai Jumadil-Awwal dan Jumadil-Akhir. Kemudian salju mencair(rajab) pada bulan Maret.Bulan April di musim semi merupakan bulan Sya'ban (syi'b = lembah), saatturun ke lembah-lembah untuk mengolah lahan pertanian atau menggembalaternak. Pada bulan Mei suhu mulai membakar kulit, lalu suhu meningkat padabulan Juni. Itulah bulan Ramadhan ("pembakaran") dan Syawwal("peningkatan"). Bulan Juli merupakan puncak musim panas yang membuat oranglebih senang istirahat duduk di rumah daripada bepergian, sehingga bulan inidinamai Dzul-Qa'dah (qa'id = duduk).Akhirnya, Agustus dinamai Dzul-Hijjah, sebab pada bulan itu masyarakat Arabmenunaikan ibadah haji ajaran nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim a.s.Setiap bulan diawali saat munculnya hilal, berselang-seling 30 atau 29 hari,sehingga 354 hari setahun, 11 hari lebih cepat dari kalender solar yangsetahunnya 365 hari. Agar kembali sesuai dengan perjalanan matahari dan agartahun baru selalu jatuh pada awal musim gugur, maka dalam setiap periode 19tahun ada tujuh buah tahun yang jumlah bulannya 13 (satu tahunnya 384 hari).Bulan interkalasi atau bulan ekstra ini disebut nasi' yang ditambahkan padaakhir tahun sesudah Dzul-Hijjah.Ternyata tidak semua kabilah di Semenanjung Arabia sepakat mengenaitahun-tahun mana saja yang mempunyai bulan nasi'. Masing-masing kabilahseenaknya menentukan bahwa tahun yang satu 13 bulan dan tahun yang lain cuma12 bulan. Lebih celaka lagi jika suatu kaum memerangi kaum lainnya padabulan Muharram (bulan terlarang untuk berperang) dengan alasan perang itumasih dalam bulan nasi', belum masuk Muharram, menurut kalender mereka.Akibatnya, masalah bulan interkalasi ini banyak menimbulkan permusuhan dikalangan masyarakat Arab.Pemurnian kalender "lunar"Setelah masyarakat Arab memeluk agama Islam dan bersatu di bawah pimpinanNabi Muhammad s.a.w., maka turunlah perintah Allah SWT agar umat Islammemakai kalender lunar yang murni dengan menghilangkan bulan nasi'. Hal initercantum dalam kitab suci Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 36 dan 37.Dengan turunnya wahyu Allah di atas, Nabi Muhammad s.a.w. mengeluarkandekrit bahwa kalender Islam tidak lagi bergantung kepada perjalananmatahari. Meskipun nama-nama bulan dari Muharram sampai Dzul-Hijjah tetapdigunakan karena sudah populer pemakaiannya, bulan-bulan tersebut bergesersetiap tahun dari musim ke musim, sehingga Ramadhan("pembakaran") tidak selalu pada musim panas dan Jumadil-Awwal ("bekupertama") tidak selalu pada musim dingin.Mengapa harus kalender lunar murni? Hal ini disebabkan agama Islam bukanlahuntuk masyarakat Arab di Timur Tengah saja, melainkan untuk seluruh umatmanusia di berbagai penjuru bumi yang letak geografis dan musimnyaberbeda-beda. Sangatlah tidak adil jika misalnya Ramadhan (bulan menunaikanibadah puasa) ditetapkan menurut sistem kalender solar atau lunisolar, sebabhal ini mengakibatkan masyarakat Islam di suatu kawasan berpuasa selalu dimusim panas atau selalu di musim dingin.Sebaliknya, dengan memakai kalender lunar yang murni, masyarakat Kazakhstanatau umat Islam di London berpuasa 18 jam di musim panas, tetapi berbukapuasa pukul empat sore di musim dingin. Umat Islam yang menunaikan ibadahhaji pada suatu saat merasakan teriknya matahari Arafah di musim panas, danpada saat yang lain merasakan sejuknya udara Mekah di musim dingin.Perhitungan Tahun HijriahPada masa Nabi Muhammad s.a.w. penyebutan tahun berdasarkan suatu peristiwayang dianggap penting pada tahun tersebut. Misalnya, Nabi Muhammad s.a.w.lahir tanggal 12 Rabi'ul-Awwal Tahun Gajah ('Am al-Fil), sebab pada tahuntersebut pasukan bergajah, Raja Abrahah dari Yaman berniat menyerang Ka'bah.Ketika Nabi Muhammad s.a.w. wafat tahun 632, kekuasaan Islam baru meliputiSemenanjung Arabia. Tetapi pada masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644)kekuasaan Islam meluas dari Mesir sampai Persia.Pada tahun 638, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy'ari berkirim surat kepadaKhalifah Umar di Madinah, yang isinya antara lain: "Surat-surat kitamemiliki tanggal dan bulan, tetapi tidak berangka tahun. Sudah saatnya umatIslam membuat tarikh sendiri dalam perhitungan tahun."Khalifah Umar bin Khattab menyetujui usul gubernurnya ini.Terbentuklah panitia yang diketuai Khalifah Umar sendiri dengan anggota enamSahabat Nabi terkemuka, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah, dan Zubairbin Awwam. Mereka bermusyawarah untuk menentukan Tahun Satu dari kalenderyang selama ini digunakan tanpa angka tahun. Ada yang mengusulkanperhitungan dari tahun kelahiran Nabi ('Am al-Fil, 571 M), dan ada pula yangmengusulkan tahun turunnya wahyu Allah yang pertama ('Am al-Bi'tsah, 610 M).Tetapi akhirnya yang disepakati panitia adalah usul dari Ali bin Abi Thalib,yaitu tahun berhijrahnya kaum Muslimin dari Mekah ke Madinah ('Am al-Hijrah,622 M).Ali bin Abi Thalib mengemukakan tiga argumentasi. Pertama, dalam Al-Quransangat banyak penghargaan Allah bagi orang-orang yang berhijrah (al-ladzinahajaru). Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri baru terwujudsetelah hijrah ke Madinah. Ketiga, umat Islam sepanjang zaman diharapkanselalu memiliki semangat hijriah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku padasuatu keadaan dan ingin berhijrah kepada kondisi yang lebih baik.Maka Khalifah Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa tahun hijrahNabi adalah Tahun Satu, dan sejak saat itu kalender umat Islam disebutTarikh Hijriah. Tanggal 1 Muharram 1 Hijriah bertepatan dengan16 Tammuz 622 Rumi (16 Juli 622 Masehi). Tahun keluarnya keputusan Khalifahitu (638 M) langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriah.Dokumen tertulis ber-tarikh Hijriah yang paling awal (mencantumkan Sanah 17= Tahun 17) adalah Maklumat Keamanan dan Kebebasan Beragama dari KhalifahUmar bin Khattab kepada seluruh penduduk Kota Aelia(Jerusalem) yang baru saja dibebaskan laskar Islam dari penjajahan Romawi.Sistem Kalender HijriahDari Muharram sampai Dzul-Hijjah, setiap bulan 30 atau 29 hari sehingga 354hari setahun. Dalam setiap siklus 30 tahun, 11 tahun adalah kabisat(Dzul-Hijjah dijadikan 30 hari), yaitu tahun-tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 16,18, 21, 24, 26 dan 29. Pada tanggal 31 Januari 2006, kita memulai tahun baru1 Muharram 1427 Hijriah, tahun ke-17 dalam siklus 1411-1440.Oleh karena peredaran bulan adalah sesuatu yang eksak, maka awal puasa danIdul Fitri pada masa mendatang sudah dapat kita hitung secara ilmiah! Kitaakan memulai ibadah puasa Ramadhan tanggal 24 September2006 dan merayakan Idul Fitri tanggal 23 Oktober 2006. Selanjutnya kita akanberpuasa Ramadhan lagi mulai tanggal 13 September 2007, lalu berlebaran padatanggal 13 Oktober 2007.Setiap 32 atau 33 tahun, dalam satu tahun Masehi terjadi dua kali Idul Fitri(awal Januari dan akhir Desember) seperti pada tahun 2000 yang lalu. IdulFitri berdekatan dengan Tahun Baru Masehi. Fenomena ini pernah terjadi padatahun 1870, 1903, 1935, 1968, dan akan berlangsung lagi tahun 2033, 2065,2098, 2130, dan seterusnya.`Konversi tahun Hijriah ke tahun Masehi atau sebaliknya dapat dilakukandengan memakai rumus:M = 32/33 H + 622H = 33/32 ( M - 622 )Kalender Hijriah setiap tahun 11 hari lebih cepat dari kalender Masehi,sehingga selisih angka tahun dari kedua kalender ini lambat laun makinmengecil. Angka tahun Hijriah pelan-pelan 'mengejar' angka tahun Masehi, danmenurut rumus di atas keduanya akan bertemu pada tahun 20526 Masehi yangbertepatan dengan tahun 20526 Hijriah. Saat itu kita entah sudah berada dimana. "Perhatikanlah waktu!Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian…" demikian pesan suciAl-Quran.Kalender Saka dan JawaNenek moyang kita memakai kalender Saka sewaktu masih memeluk agama Hindu.Kalender Saka dimulai tahun 78 Masehi, ketika kota Ujjayini (Malwa di Indiasekarang) direbut kaum Saka (Scythia) di bawah pimpinan Raja Kaniska daritangan kaum Satavahana. Tahun baru terjadi pada saat Minasamkranti (mataharipada rasi Pisces) awal musim semi.Nama-nama bulan adalah Caitra, Waisaka, Jyestha, Asadha, Srawana,Bhadrawada, Aswina (Asuji), Kartika, Margasira, Posya, Magha, Palguna.Agar kembali sesuai dengan matahari, bulan Asadha dan Srawana diulang secarabergilir setiap tiga tahun dengan nama Dwitiya Asadha dan Dwitiya Srawana.Satu bulan dibagi dua bagian: suklapaksa (paro terang, dari konjungsi sampaipurnama) dan kresnapaksa (paro gelap, dari selepas purnama sampai menjelangkonjungsi), masing-masing bagian15 atau 14 hari (tithi). Jadi, kalender Saka tidak memiliki tanggal 16.Misalnya, tithi pancami suklapaksa adalah tanggal lima, sedangkan tithipancami kresnapaksa adalah tanggal dua puluh.Kalender Saka dipakai di Jawa sampai awal abad ke-17. Kesultanan Demak,Banten, dan Mataram menggunakan kalender Saka dan kalender Hijriah secarabersama-sama. Pada tahun 1633 Masehi (1555 Saka atau1043 Hijriah), Sultan Agung Ngabdurahman Sayidin Panotogomo Molana Matarami(1613-1645) dari Mataram menghapuskan kalender lunisolar Saka dari PulauJawa, lalu menciptakan kalender Jawa yang mengikuti kalender lunar Hijriah.Namun, bilangan tahun 1555 tetap dilanjutkan.Jadi, 1 Muharram 1043 Hijriah adalah 1 Muharam 1555 Jawa, yang jatuh padahari Jum'at Legi tanggal 8 Juli 1633 Masehi. Angka tahun Jawa selaluberselisih 512 dari angka tahun Hijriah. Keputusan Sultan Agung inidisetujui dan diikuti oleh Sultan Abul-Mafakhir Mahmud Abdulkadir(1596-1651) dari Banten. Dengan demikian kalender Saka tamat riwayatnya diseluruh Jawa, dan digantikan oleh kalender Jawa yang bercorak Islam.Nama-nama bulan disesuaikan dengan lidah Jawa: Muharam, Sapar, Rabingulawal,Rabingulakir, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Saban, Ramelan, Sawal,Dulkangidah, Dulkijah. Muharam juga disebut bulan Sura sebab mengandung HariAsyura 10 Muharram. Rabi'ul-Awwal dijuluki bulan Mulud, yaitu bulankelahiran Nabi Muhammad s.a.w. Rabi'ul-Akhir adalah Bakdamulud atauSilihmulud, artinya "sesudah Mulud".Sya'ban merupakan bulan Ruwah, saat mendoakan arwah keluarga yang telahwafat, dalam rangka menyambut bulan Pasa (puasa Ramadhan).Dzul-Qa'dah disebut Hapit atau Sela sebab terletak di antara dua hari raya.Dzul-Hijjah merupakan bulan Haji atau Besar (Rayagung), saat berlangsungnyaibadah haji dan Idul Adha.Nama-nama hari dalam bahasa Sansekerta (Raditya, Soma, Anggara, Budha,Brehaspati, Sukra, Sanaiscara) yang berbau jahiliyah (penyembahanbenda-benda langit) juga dihapuskan oleh Sultan Agung, lalu diganti dengannama-nama hari dalam bahasa Arab yang disesuaikan dengan lidahJawa: Ahad, Senen, Seloso, Rebo, Kemis, Jumuwah, Saptu. Tetapi hari-haripancawara (Pahing, Pon, Wage, Kaliwuan, Umanis atau Legi) tetapdilestarikan, sebab hal ini merupakan konsep asli masyarakat Jawa, bukandiambil dari kalender Saka atau budaya India.Dalam setiap siklus satu windu (delapan tahun), tanggal 1 Muharam(Sura) berturut-turut jatuh pada hari ke-1, ke-5, ke-3, ke-7, ke-4, ke-2,ke-6 dan ke-3. Itulah sebabnya tahun-tahun Jawa dalam satu windu dinamaiberdasarkan numerologi huruf Arab: Alif (1), Ha (5), Jim Awwal (3), Zai (7),Dal (4), Ba (2), Waw (6), dan Jim Akhir (3). Sudah tentu pengucapannyamenurut lidah Jawa: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.Tahun-tahun Ehe, Je, dan Jimakir ditetapkan sebagai kabisat. Jumlah haridalam satu windu adalah [354 x 8] + 3 = 2835 hari, angka yang habis dibagi35 [7 x 5]. Itulah sebabnya tanggal 1 Muharam tahun Alip dalam setiap 120tahun selalu jatuh pada hari dan pasaran yang sama.Oleh karena kabisat Jawa tiga dari delapan tahun (3/8 = 45/120), sedangkankabisat Hijriah 11 dari 30 tahun (11/30 = 44/120), maka dalam setiap 15windu (120 tahun), yang disebut satu kurup, kalender Jawa harus hilang satuhari, agar kembali sesuai dengan kalender Hijriah. Sebagai contoh, kuruppertama berlangsung dari Jumat Legi 1 Muharam tahun Alip 1555 sampai KamisKliwon 30 Dulkijah tahun Jimakir 1674. Di sini 30 Dulkijah dihilangkan.Dengan demikian Rabu Wage 29 Dulkijah 1674 akhir kurup pertama langsungdiikuti oleh awal kurup kedua Kamis Kliwon 1 Muharam tahun Alip 1675.Setiap kurup (periode 120 tahun) dinamai menurut hari pertamanya.Periode 1555-1674 disebut kurup jamngiah (Awahgi = tahun Alip mulai JumuwahLegi), kemudian periode 1675-1794 kurup kamsiah (Amiswon =Alip-Kemis-Kliwon), dan periode 1795-1914 kurup arbangiah (Aboge =Alip-Rebo-Wage). Sejak 1 Muharam tahun Alip 1915 (1 Muharram 1403Hijriah) yang jatuh pada 19 Oktober 1982, kita berada dalam kurup salasiah1915-2034 (AsoPon = Alip-Seloso-Pon), di mana setiap 1 Muharam tahun Alippasti jatuh pada hari Selasa Pon. Tahun baru 1 Muharam (Sura) tahun Alip1939, yang identik dengan 1 Muharram 1427 Hijriah, jatuh pada hari SelasaPon tanggal 31 Januari 2006.Kalender Sunda (?)Belakangan ini mulailah populer apa yang disebut Kala Sunda, yang dikatakansebagai kalender lunar asli Sunda yang terlupakan selama ratusan tahun. KalaSunda ternyata memiliki kejanggalan dalam penentuan awal bulan. Berbedadengan kalender solar yang tidak tergantung pada posisi bulan, semuakalender lunar dan lunisolar harus memperhitungkan munculnya bulan barudalam penentuan tanggal satu.Itulah sebabnya tanggal satu (awal bulan) dari kalender-kalender Hijriah,Jawa, Yahudi, Saka, Buddha dan Imlek selalu berdekatan.Anehnya, Kala Sunda menetapkan tanggal satu ketika bulan berwujud setengahlingkaran (padahal seharusnya tanggal 7 atau 8). Istilah Sansekertasuklapaksa (paro terang), yang arti sesungguhnya "separo bulan (half-moon)sebelum purnama", dipersepsi secara lain oleh sang pembuat kalender KalaSunda, yaitu "awal bulan terjadi ketika bulan terlihat separo (half-moon)"!Ternyata apa yang dinamakan Kala Sunda itu merupakan kalender modern yangdiramu dari berbagai sistem kalender lain, lalu dimodifikasi agar kelihatanberbeda dengan kalender-kalender sebelumnya. Sistem Kala Sunda persis samaseperti pinang dibelah dua dengan sistem kalenderJawa: dalam sewindu ada tiga tahun kabisat, dan setiap 120 tahun dihilangkansehari, sehingga jika misalnya awal windu (indung powe) Senen Manis, makaawal windu selanjutnya Senen Manis juga. Setiap 120 tahun, indung poweberganti dari Senen Manis menjadi Ahad Kliwon, kemudian menjadi Sabtu Wage,dan seterusnya.Jadi, sama sekali tidak ada kelebihan Kala Sunda darikalender karya Sultan Agung yang selama ini dipakai oleh masyarakat Sunda,termasuk oleh Harian Pikiran Rakyat setiap hari.Nama-nama bulan dalam Kala Sunda (Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna,Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, Asuji), nama-nama hari (Radite,Soma, Anggara, Buda, Respati, Sukra, Tumpek), serta pembagian bulan menjadisuklapaksa dan kresnapaksa sehingga tidak ada tanggal 16, semuanya itumeniru kalender Saka, kecuali nama hari Tumpek (Sabtu) yang entah dari manadiambil. Nama-nama ini bukan budaya asli Sunda, melainkan pinjaman dariIndia. Di kalangan rumpun Indo-Jermania (termasuk India), hari pertamaberhubungan dengan dewa matahari (Raditya, Dies Solis, Sunday, Zondag,Sonntag, Dimanche), dan hari kedua dengan dewa bulan (Soma, Dies Lunae,Monday, Maandag, Montag, Lundi). Nama-nama hari kalender Saka yang sudahdihapuskan Sultan Agung lantaran berbau kemusyrikan kini dihidupkan kembalioleh Kala Sunda.Masih ada lagi beberapa hal yang patut dijelaskan oleh sang pembuat kalenderKala Sunda. Mengapa bulan pertama dalam Kala Sunda adalah Kartika, yangdalam kalender Saka bulan kedelapan? Apakah manfaatnya menghitung tanggalsatu dari saat bulan setengah lingkaran, yang tidak pernah ada sepanjangsejarah kalender sejak zaman Mesopotamia dan Mesir Purba? Apakah gunanyamenghidupkan kembali pembagian bulan menjadi suklapaksa dan kresnapaksa,padahal dalam kalender Saka modern di India tidak dipakai lagi? Jikasekarang tahun 1942 Sunda, berarti tahun 1 kalender Kala Sunda jatuh padatahun 123 Masehi. Peristiwa penting apakah gerangan yang terjadi tahun 123Masehi, sehingga kita tetapkan sebagai Tahun Satu?Kala Sunda memang cukup akurat, cuma kita harus jujur mengatakan bahwa iniadalah kalender baru ciptaan seorang budayawan Sunda, Ali Sastramidjaja(Abah Ali), yang sangat patut kita hargai! Tetapi janganlah kita gegabahmengatakannya sebagai warisan leluhur Ki Sunda, sebab belum pernah adakalender seperti itu. Prasasti-prasasti sebelum Islam selalu menggunakankalender Saka (India), meskipun banyak yang dilengkapi pancawara (bahkan adajuga yang memakai sadwara) hari-hari asli Jawa dan Sunda.Kalender Hijriah SolarDitinjau dari hubungan terhadap kalender Hijriah, kalender Jawa berkebalikandengan kalender Iran (Persia). Jika di Jawa kalender mengikuti Hijriahtetapi angka tahun tidak berubah, maka di Iran kalender tidak berubah tetapiangka tahun dihitung dari hijrah Nabi.Jadi kalender Iran adalah kalender Hijriah Solar (kalender Hijriah denganperhitungan matahari). Selain berlaku di Iran, kalender ini juga dipakai diAfganistan dan Tajikistan sebagai sesama rumpun bangsa Persia.Kalender Iran diciptakan Raja Cyrus tahun 530 SM, dan dibuat lebih akuratpada awal abad ke-12 oleh ahli matematika dan astronomi yang juga sastrawan,Umar Khayyam (1050-1122). Tahun baru (Nawruz) selalu jatuh pada awal musimsemi. Nama-nama bulan adalah Farwardin, Ordibehest, Khordad, Tir, Mordad,Shahriwar, Mehr, Aban, Azar, Dey, Bahman, Esfand. Enam bulan pertama 31 haridan lima bulan berikutnya 30 hari. Bulan terakhir, Esfand, 29 hari (tahunbiasa) atau 30 hari (tahun kabisat yang empat tahun sekali).Dibandingkan dengan kalender solar yang lain, kalender Iran paling cocokdengan musim. Tanggal 1 Farwardin selalu 21 Maret (awal musim semi), tanggal1 Tir selalu 22 Juni (awal musim panas), tanggal 1 Mehr selalu 23 September(awal musim gugur), dan tanggal 1 Dey selalu 22 Desember (awal musimdingin).Setelah bangsa Iran memeluk agama Islam, tahun hijrah Nabi (622 M) dijadikanTahun Satu, tetapi kalender tetap berdasarkan matahari.Tahun baru tanggal 1 Farwardin 1385 Hijriah Solar jatuh pada 21 Maret 2006.KhatimahSebagai penutup uraian, penulis artikel ini mengimbau agar umat Islammembiasakan penggunaan tarikh Hijriah (di samping tarikh Masehi) dalamcatatan harian, surat-surat, hari lahir anggota keluarga, dan sebagainya.Banyak di antara kita yang mungkin belum tahu bahwa proklamasi kemerdekaanbangsa dan negara Republik Indonesia berlangsung pada hari Jumat tanggal 9Ramadhan 1364 Hijriah atau 9 Ramelan (Pasa) Ehe 1876 atau 26 Mordad 1324Hijriah Solar, yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi.

***Penulis, Direktur "Ganesha Operation" Bandung.--Ismail FahmiInformation Science & University Library University of Groningen, TheNetherlandsPhone:Dept: +31 50 363 5942Library: +31 50 363 2661HP: 0649326202

Labels:

1 Muharram 1429H

Bismillahirrahmanirrahiim...

Alhamdulillah..sampai kita semua di tahun 1429H..
Hijrahkan hati dari yang buruk ke hati yang lebih baik..
Hijrahkan niat segalanya hanya karena Allah..

Hari ini.. Eka di Yogyakarta
Semua berjalan begitu saja.. semua tanpa di duga
Semoga bahagia itu memang ada..

Doa ku dari semua azzamku
Kuatkan hati ini untuk menunaikan semua amanah hidup di hari mendatang
Pasrahkan pada Allah yang Maha Memelihara

Munajadkan doa untuk semua orang yang kucintai..
Ayah..demi semua amanah yang kau emban untuk membesarkanku
Ibu.. untuk semua hembusan nafasmu sedari aku di kandunganmu..hingga melewati hari bersama hadirmu
Adikku tersayang...berdua kita buat jembatan bagi Ayah Ibu kita di taman firdaus kelak.

Untuk semua saudara muslim yang membaca tulisan ini.
Mari kita benahi bersama semua kekeliruan yang pernah ada..
Dalam setiap kesalahan ..harus ada pelajaran yang di dapat
Agar terpeliharakan kita, dia, mereka, dan semua orang..
Agar terpelihara semua..
Allah akan jagakan kita..
Allah akan pelihara kita..
Tapi...seberapa ketat penjagaan kita?
Seberapa amanah kita memelihara yang di titipkanNya?
Masing-masing punya ukuran untuk pertanyaan tersebut.

Demi waktu yang tersisa..
Ingatkah saat kau menangis ..kala terlahir di dunia, orang-orang yang mencintai tersenyum mendengar berita kelahiranmu..
Lantas.... demi sisa umur yang ada, entah sampai kapan adanya..
Tidak inginkah kelak kau tinggalkan dunia dengan senyuman.... sementara seluruh saudaramu yang mencintaimu melepas dengan tangisan.

Selamat Tahun Baru Islam 1429H

Eka Yuliana & Keluarga